Bisnis Property di Kota Tasikmalaya Terus Menjamur Meski Harga Tanah Naik 20% Setiap Tahun

Kota Tasikmalaya kini menjadi pusat perdagangan yang paling maju di banding dengan daerah lainnya yang berada di wilayah Priangan Timur. Berbagai pusat perbelanjaan modern berskala nasional hingga internasional kini telah hadir di daerah yang dijuluki sebagai kota resik ini. Dampak dari pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat tersebut otomatis telah mengakibatkan harga tanah di kota Tasikmalaya mengalami kenaikan sebesar 20% per tahun.

Hal ini juga dipicu oleh tumbuhnya sektor industri properti di kota ini, menggeliatnya iklim investasi property di Kota Tasikmalaya terlihat dengan semakin menjamurnya bangunan-bangunan baru baik yang berbentuk hotel, ruko dan terutama perumahan. Hal ini tidak hanya terjadi di pusat kota saja, tapi juga menyebar hingga ke beberapa daerah kecamatan sebagai penyangga pusat perdagangan termaju di wilayah priangan timur ini. 

Menurut pengamat property kota Tasikmalaya Enan Suherlan, menyebutkan bahwa dengan perkembangan kota Tasik yang begitu pesat telah menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di sektor property terutama perumahan. Hal ini didasarkan atas permintaan kebutuhan rumah yang semakin tinggi dari masyarakat, karena semakin banyaknya warga pendatang dari luar daerah yang mencari penghidupan di kota Tasikmalaya.


Bisnis Property di Kota Tasikmalaya Terus Menjamur Meski Harga Tanah Naik 20% Setiap Tahun

Tumbuhnya industri properti di kota Tasikmalaya juga otomatis menimbulkan daya saing diantara para pengembang untuk memberikan fasilitas dan layanan terbaiknya dalam produk properti yang mereka tawarkan kepada masyarakat. Beberapa promosi yang ditawarkan oleh pengembang diantaranya yaitu diskon uang muka, gratis biaya AJB dan BPHTB hingga bonus sejumlah furniture minimalis untuk mengisi rumah. Hal ini tentu menguntungkan pihak konsumen karena tersedia berbagai jenis pilihan produk perumahan baik dari segi kualitas, fasilitas, lokasi yang strategis serta harga jual perumahan tersebut. 

Kenaikan harga tanah di Kota Tasikmalaya yang mencapai 20 persen setiap tahun, menjadikan investasi perumahan di kota Tasik kebanyakan bermain di segmen komersil. Sedangkan untuk perumahan bersubsidi yang termasuk program pemerintah, kurang diminati para pengembang karena harga jual rumah yang sudah dipatok oleh pemerintah kurang menguntungkan dengan biaya pembebasan lahan atau harga tanah yang dibelinya. Sehingga saat ini semakin sulit untuk menemukan perumahan kerakyatan yang berlokasi strategis di pusat kota Tasikmalaya, kini segmen tersebut lebih banyak tersebar di wilayah-wilayah kecamatan yang berada di pinggir kota Tasik.

Jadi jangan heran jika saat ini pengembang lebih memilih mengembangkan perumahan komersil dibanding perumahan subsidi dikarenakan untuk segmen komersil tidak ada pembatasan harga jual, sehingga secara bisnis hal itu akan lebih menguntungkan pengembang. Enan juga menambahkan bahwa di wilayah Priangan Timur ini perbandingannya 60% untuk pengembangan rumah komersil dan 40% untuk perumahan murah bersubsidi.

Menjamurnya bisnis perumahan di kota Tasikmalaya juga dibenarkan oleh Kepala Bidang Jasa Perijinan tertentu BPPT Kota Tasikmalaya, Tateng Nurhadijaya. Menurut Tateng data permintaan perijinan usaha properti dan penerbitan fatwa pengarahan lokasi untuk perumahan di wilayah kota Tasikmalaya selama tahun 2015 kemarin mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

*sumber : Harian Umum Kabar Priangan Edisi Selasa, 19 Januari 2016